Rejeki itu mengikuti mimpi kita, rejeki itu bisa direncanakan menurut mimpi kita, dan rejeki itu berbanding lurus dengan mimpi kita.
ENTREPRENEUR itu
memang haraus berani bermimpi. Bagaimana dengan Anda? Saya rasa,meski
di saat krisis ekonomi, kita janganlah merasa takut bermimpi. Sebab,
kita harus yakin bahwa mimpi atau visi itu sama dengan cetak biru (blue
print) dari realita. Artinya, sesuatu yang akan menjadi kenyataan.
Saya punya keyakinan, kalau entrepreneur berani memiliki visi, maka
akan lebih dapat menciptakan kekuatan positif di dalam pikirannya.
Sehingga nantinya akan lebih mampu meningkatkan kemampuan kerja dan
kualitas hidup kita. Karena itu saya sangat yakin dengan ungkapan
berikut: “Hati-hatilah dengan angan-anganmu, karena angan-anganmu itu
akan menjadi kenyataan.”
Presiden pertama kita, Ir. Soekarno, pernah mengatakan, “Gantungkan
cita-citamu setinggi langit.” Visi itu memeng bisa mensugesti orang.
Dan, semua langkah kita akan kita arahkan ke sana. Apalagi entrepreneur
itu biasanya seorang pemimpin. Maka mimpi tentang perusahaan, mimpi
tentang masa depan, tentu akan dapat mempengaruhi para pengikut yang
dipimpinnya.
Sebagai pemimpin, entrepreneur harus mempunyai ilmu “obor”. Artinya
harus dapat menerangi sekelilingnya. Entrepreneur dengan visi benar
adalah obor bagi para bawahannya. Entrepreneur dengan visi besar akan
dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan penuh motivasi.
Entrepreneur itu sosok yang seharusnya tidak takut dengan mimpi.
Apalagi mimpi itu tidak perlu biaya. Tetapi, masalahnya adalah belum
tentu orang punya keberanian bermimpi. Sehingga tidak berlebihan kalau
untuk bermimpi pun membutuhkan sebuah keberanian.
Hal itu bisa terjadi karena kita terkadang masih terpaku pada
mitos-mitos, yang telah mentradisi di kalangan masyarakat luas.
Misalnya, ada mitos yang mengatakan, bahwa kalau kita mau sukses, kita
harus punya gelar sarjana. Padahal kenyataannya, cukup banyak orang yang
sukses tanpa menyandang gelar sarjana. Banyak pengusaha yang memulai
usahanya dengan mengembangkam mimpi-mimpinya itu modal nol.
Kita lihat saja bagaimana Bill Gates yang bermimpi, bahwa personal
computer akan tersedia di rumah setiap orang. Untuk merealisasikan
mimpinya, ia rela drop out dari studinya, dan lebih memilih menekuni
Microsoft-nya. Ternyata ia berhasil. Sehingga ia kini menjadi salah satu
orang terkaya di dunia.
Begitu pula Michael Dell. Impiannya juga menakjubkan, yaitu ia ingin
mengalahkan perusahaan computer raksasa IBM. Akhirnya, ia juga berhasil
jadi orang pertama memasarkan computer pribaadi dengan strategi direct
marketing. Usahanya yang dirintis tahun 1984 berhasil, buktinya
penjualan Dell Computer sangat laris. Bahkan , Dell dalam usia 34 tahun
berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Amerika Serikat.
Contoh lainya adalah Jeff Bezon. Mimpinya ingin jadi pengusaha sukses
di dunia perdagangan melalui internet. Meski baru tahun 1995 yaitu di
saat usianya 30 tahun, ia memberanikan diri masuk ke dunia maya. Ia
mendirikan Amazon.Com yang merupakan salah satu satu situs paling banyak
dikunjungi orang, untuk mendapatkan informasi atau membeli buku-buku
bermutu dari seluruh dunia. Mimpinya akhirnya terwujud juga. Dan kini ia
juga tercatat sebagai milyarder di negeri Paman Sam itu.
Dalam konteks inilah, kita sebagai entrepreneur memang memiliki
keberanian dalam mimpi. Kita harus punya keyakinana, bahwa rejeki itu
akhirnya mengikuti mimpi kita. Dan, sebetulnya rejeki itu bisa
direncanakan menurut mimpi kita. Rejeki itu berbanding lurus dengan
mimpi kita. (Purdi E. Chandra – Pendiri Primagama)
Berani Mimpi
Diposting oleh
Unknown
Sabtu, 18 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Masukan Komentar, Saran, Ide Dari Anda..