Masa Depan itu ternyata betul betul ada…
Seorang
pemuda berusia dua puluh tahunan bermimpi suatu hari nanti ia menjadi
jutawan. Ia sadar bahwa impian adalah sesuatu yang mampu membangkitkan
motivasi dan memberikan arah bagi kehidupan setiap insan. Impian ini ia
sampaikan kepada kekasihnya. Selang beberapa waktu kemudian mereka
menikah.
Sayangnya tidak lama kemudian terjadi krisis ekonomi yang parah.
Pasangan ini mengalami berbagai peristiwa menyedihkan: kehilangan
pekerjaan, mobil, rumah tergadaikan hingga tabungan yang kian menipis.
Pemuda ini frustrasi luar biasa. Ia kerap duduk termenung seorang diri.
Ia merasa tidak mampu lagi menjadi suami yang baik. Ia merasa telah
gagal dalam hidupnya.
Tapi, siapa menduga istrinya justru tidak kehilangan harapannya
sedikit pun? Dengan penuh kasih sayang, istrinya selalu menguatkan. Ia
terus meyakinkan suaminya bahwa impian itu belum mati. Untuk menjaga
kehidupan impian tersebut ia mengajak suaminya merancang apa yang akan
dilakukan jika mereka menjadi jutawan. Keduanya mulai melakukan hal ini
setiap selesai makan malam.
Mereka terus melakukan kegiatan yang sama hingga suatu hari suaminya mendapatkan Ide Dahsyat & Revolusioner
menciptakan permainan uang yakni barang-barang apa saja yang akan
dibeli jika seseorang memiliki “uang”, misalnya tanah, rumah, gedung.
Gagasan ini terus dimatangkan. Mereka menambahkan papan permainan, dadu,
kartu, rumah-rumah kecil, hotel-hotel kecil, dan sebagainya. Bisakah
Anda menebak permainan apakah ini? Ya, tepat! Permainan itu bernama MONOPOLI. Begitulah cerita bagaimana Charles Darrow dan istrinya Esther Darrow menciptakan permainan tersebut. Permainan ini kemudian dijual kepada seorang pengusaha dengan harga satu juta dolar dan impian menjadi jutawan pun terwujud!
Cerita ini sungguh menggugah hati saya. Betapa tidak, dalam hidup ini
tidak banyak orang yang bisa dengan teguh memegang impiannya sehingga
“layu sebelum berkembang”. Impian kerap menjadi awal perjuangan
mewujudkan hari esok yang lebih baik. Sayangnya, banyak orang belum
berani bermimpi. Padahal bermimpi itu gratis. Bermimpi itu hak setiap
manusia. Lagipula, bermimpi bukanlah tindakan kriminal.
Ada juga kelompok orang yang berani bermimpi, namun enggan berkorban
untuk mewujudkannya. Jika Anda tidak bersedia berkorban, lupakan saja
impian Anda. Semakin besar impian Anda, semakin besar pula pengorbanan
yang harus Anda lakukan.
Apakah Cita-Cita Itu Bisa Diraih…
Diposting oleh
Unknown
Sabtu, 18 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Masukan Komentar, Saran, Ide Dari Anda..